Yuk Mulai berubah, Gaya Hidup ini Bisa Memicu Migrain Lho!

Yuk Mulai berubah, Gaya Hidup ini Bisa Memicu Migrain Lho!

Migrain adalah penyakit neurologis genetik yang bisa terjadi pada siapa saja. Namun bukan berarti Anda hanya bisa pasrah. Anda perlu melakukan perubahan gaya hidup untuk  mengurangi jumlah serangan migrain yang Anda alami. SEEDS adalah konsep yang menjelaskan lima jenis perubahan gaya hidup yang dapat mengurangi pemicu lingkungan dan membantu mengelola migrain. Yuk simak dan mulai berubah, gaya hidup ini bisa memicu migrain lho!

Tidur (SLEEP)
Kualitas tidur sangat berkaitan erat dengan munculnya serangan migrain. Menjaga jadwal tidur yang konsisten dapat membantu mengelola migrain. Lebih baik lagi jika Anda dapat menjaga waktu tidur dan jumlah jam tidur yang Anda dapatkan setiap malam. Memang 7-8 jam adalah jumlah waktu tidur yang ideal. Namun apabila mustahil bagi Anda, setidaknya konsistenlah dengan waktu dan jumlah jam tidur yang Anda tentukan. Misalnya tidur pada pukul 22.00 selama 5 jam setiap hari, akan lebih baik dibandingkan memiliki waktu dan jumlah jam tidur yang tidak konsisten. Hindari menggunakan elektronik dalam dua jam menjelang waktu tidur. Kondisikan kamar tidur agar sejuk dan gelap sehingga bisa membantu Anda tidur lebih nyenyak.

Olahraga (EXERCISE)
Bagi sebagian orang, olahraga dapat memicu serangan atau memperburuk serangan. Tetapi penelitian telah menunjukkan bahwa olahraga dapat mengurangi frekuensi, tingkat keparahan dan durasi serangan migrain. Diyakini bahwa olahraga meningkatkan kadar beta endorfin, bahan kimia yang dapat mengurangi stres dan rasa sakit, serta mengurangi serangan migrain. Berdasarkan penelitian ini, jumlah olahraga yang disarankan adalah 30 hingga 50 menit aktivitas aerobik intensitas sedang, sebanyak 3-5 hari seminggu. Jika Anda sering mengalami migrain dan tidak terbiasa berolahraga, mulailah dari aktivitas yang kecil dengan dampak minimal seperti aerobik air, peregangan ringan, berjalan, berkebun, atau bersepeda santai.

Makan dan Minum (EAT)
Sangat penting untuk makan makanan teratur sepanjang hari dan tetap terhidrasi. Anda bisa ‘memecah’ jadwal makan menjadi enam kali sehari dalam porsi kecil untuk menjaga kadar gula darah tetap stabil. Makanan yang tinggi protein, serat dan lemak sehat serta rendah makanan olahan akan membantu mencegah penurunan gula darah yang dapat memicu serangan migrain. Namun untuk jenis makanan pemicu migrain, bisa jadi berbeda pada setiap orang. Anda perlu melakukan trial & error untuk mengetahuinya.

Sedangkan  hidrasi sangat penting menggantikan cairan yang hilang melalui keringat, buang air kecil dan proses tubuh lainnya. Rekomendasi umum adalah delapan gelas 8 air sehari atau sekitar 2 liter air.  Jika Anda minum kafein, pastikan untuk minum segelas air tambahan untuk setiap minuman berkafein yang Anda konsumsi. Selain itu, asupan kafein atau penghentian kafein bisa menjadi pemicu migrain bagi sebagian orang.

Buku harian (DIARY)
Untuk memaksimalkan pencegahan dan penanganan migrain buatlah buku harian sakit kepala dan tunjukkan pada dokter. Buku harian adalah alat penting untuk mengidentifikasi pola yang dapat menyarankan migrain episodik, kronis, terkait menstruasi, atau jenis migrain lainnya dan memandu dokter Anda untuk perawatan pencegahan dan/atau akut yang tepat.  terutama bagi orang-orang dengan migrain yang sering

Tekanan (STRESS)
Mengelola stres adalah bagian penting dari mengelola migrain karena stres dapat menjadi pemicu serangan migrain. Hindari hal-hal yang bisa memicu stress, misalnya batasi jumlah waktu yang Anda habiskan untuk menonton TV atau membaca berita karena dapat menyebabkan stress. Batasi waktu maksimal 30 menit di pagi hari dan 30 menit di malam hari, gunakan timer untuk mengingatkan diri Anda

Itulah gaya hidup SEEDS yang perlu Anda perbaiki agar bisa mengatasi migrain. Selain itu temukan aktivitas yang mengurangi stres Anda, dan jika mungkin, hindari atau batasi hal-hal yang meningkatkan stres Anda. Membuat perubahan gaya hidup kecil ternyata dapat berdampak signifikan pada manajemen migrain Anda, bukan?

Baca Juga : obat untuk migrain

Sumber: American Migraine Foundation