Kenapa Pilek Alergi karena Debu Lebih Sering Muncul di Musim Kemarau?

Kenapa Pilek Alergi karena Debu Lebih Sering Muncul di Musim Kemarau?

Musim kemarau sering kali jadi momen yang dinantikan—cuaca cerah, cucian cepat kering, dan langit tampak bersih. Tapi, bagi sebagian orang, musim ini justru memicu keluhan yang mengganggu: hidung meler, bersin-bersin, dan rasa gatal di tenggorokan. Apakah ini flu? Bisa jadi bukan. Gejala tersebut sering kali merupakan tanda pilek alergi akibat debu, yang justru makin sering muncul saat kemarau tiba. Kenapa bisa begitu? Yuk, cari tahu alasannya di artikel ini!

 

 Apa itu pilek alergi karena debu?

Pilek alergi karena debu adalah peradangan pada saluran hidung akibat respons imun terhadap alergen seperti debu rumah, tungau debu, bulu hewan, dan jamur. Gejalanya antara lain bersin, hidung tersumbat, hidung berair, mata gatal/berair, dan kelelahan, namun tidak disertai demam (Mayo Clinic, ACAAI).

Mengapa lebih sering muncul di musim kemarau?

Beberapa faktor penting:

a) Debu rumah lebih mudah terangkat

Musim kemarau yang kering dan berangin membuat partikel debu lebih mudah beterbangan di udara. Aktivitas sederhana seperti menyapu atau membuka jendela bisa langsung memicu reaksi alergi.

b) Populasi tungau menurun, tapi sisa alergen tetap ada

Tungau debu memang suka kelembapan, dan jumlahnya berkurang di musim kemarau. Namun, sisa-sisa tubuh tungau, kotorannya, dan partikel alergen lainnya tetap bisa terhirup dan memicu reaksi (ACAAI).

c) Ventilasi terbuka memperparah paparan

Banyak orang membuka jendela atau pintu untuk menyiasati panas. Sayangnya, ini justru memperbesar kemungkinan debu dari luar masuk dan berputar di dalam rumah.

 

Apa yang terjadi di tubuh saat alergi debu menyerang?

Begitu partikel debu terhirup, sistem imun bereaksi berlebihan dengan menghasilkan antibodi IgE. Sehingga akhirnya memicu pelepasan histamin dari sel mast yang menyebabkan munculnya gejala bersin, gatal, dan hidung tersumbat (Mayo Clinic).

 

Cara mengatasi dan mencegahnya

Menurut para ahli, terdapat beberapa langkah sederhana yang dapat mengurangi risiko alergi debu:

  • Membersihkan rumah secara rutin untuk meminimalisir penumpukan debu
  • Cuci sprei dan gorden secara rutin dengan air panas
  • Gunakan masker saat membersihkan rumah
  • Jaga kelembapan ruangan agar tetap rendah (<50%)
  • Gunakan obat Pereda pilek alergi apabila dirasa muncul gejala, hindari mengonsumsi obat flu biasa karena pilek alergi dan flu adalah hal yang berbeda.

 

Pilek alergi karena debu bukan sekadar "flu ringan", terutama di musim kemarau. Cuaca kering dan berangin meningkatkan jumlah partikel debu di udara, memicu gejala alergi lebih sering dari biasanya. Kenali pemicunya, dan lakukan langkah pencegahan agar musim kemarau tetap nyaman untuk dijalani.

 

Sumber:

  • Mayo Clinic – Hay fever (allergic rhinitis): mayoclinic.org
  • American College of Allergy, Asthma, and Immunology – Dust Allergies: acaai.org


Artikel Lainnya: Apakah Diet Bisa Mengurangi Frekuensi Migrain? Ini Jenis Makanan yang Disarankan