Apakah Diet Bisa Mengurangi Frekuensi Migrain? Ini Jenis Makanan yang Disarankan
Bagi
penderita migrain, serangan sakit kepala yang datang tiba-tiba bisa sangat
mengganggu aktivitas. Rasa nyut-nyutan di satu sisi kepala, disertai mual,
sensitivitas terhadap cahaya atau suara, membuat migrain jauh dari sekadar
“sakit kepala biasa”. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa pola makan atau diet tertentu dapat
membantu mengurangi frekuensi dan intensitas migrain. Lantas, makanan
seperti apa yang bisa membantu?
Kaitan antara Diet dan Migrain
Migrain dipicu oleh berbagai faktor: stres,
kurang tidur, perubahan hormon, hingga makanan tertentu. Menariknya, makanan
bisa berperan dalam dua sisi yaitu sebagai pemicu sekaligus pelindung.
Beberapa makanan tinggi histamin, tiramin,
nitrat, atau kafein dapat memicu migrain pada sebagian orang. Sebaliknya,
makanan antiinflamasi dan kaya nutrisi tertentu justru dapat membantu menstabilkan aktivitas saraf dan pembuluh
darah otak, sehingga mengurangi kemungkinan serangan migrain.
Sebuah ulasan dari The Journal of Headache and Pain (2020), bahkan menyebutkan bahwa intervensi diet bisa menjadi strategi non-obat yang efektif,
terutama jika dilakukan secara konsisten dan disesuaikan dengan respons tubuh
masing-masing.
Jenis Makanan yang Disarankan untuk
Penderita Migrain
Berikut beberapa kelompok makanan yang
dianggap aman, bahkan bermanfaat bagi penderita migrain:
1. Makanan Kaya Magnesium
Magnesium berperan dalam fungsi saraf dan
pembuluh darah. Kekurangan magnesium telah dikaitkan dengan peningkatan risiko
migrain, terutama pada wanita.
Sumber alami magnesium:
- Bayam dan sayuran hijau tua
- Kacang almond
- Pisang
- Alpukat
American
Migraine Foundation menyebutkan bahwa suplementasi magnesium (dalam dosis
yang sesuai) juga bisa membantu menurunkan frekuensi serangan.
2. Makanan Tinggi Omega-3
Asam lemak omega-3 bersifat antiinflamasi
dan dapat membantu meredakan peradangan yang memicu migrain.
Sumber omega-3 terbaik:
- Ikan berlemak (salmon, makarel, sarden)
- Chia seed
- Flaxseed
- Walnut
Sebuah studi pada tahun 2021 yang dipublikasikan
di BMJ menemukan bahwa diet
tinggi omega-3 (dan rendah omega-6) dapat menurunkan durasi migrain secara
signifikan.
3. Makanan Sumber Riboflavin (Vitamin
B2)
Riboflavin mendukung metabolisme energi di
otak dan dianggap membantu mengurangi frekuensi migrain.
Sumber alami vitamin B2:
- Telur
- Susu dan produk olahan
- Ikan
- Daging tanpa lemak
- Sayuran hijau
National
Institutes of Health (NIH) menyebutkan bahwa riboflavin aman dikonsumsi
dalam dosis tinggi dan telah diteliti dalam pengelolaan migrain.
4. Air Putih dan Makanan dengan Kadar
Air Tinggi
Dehidrasi adalah pemicu umum migrain.
Menjaga tubuh tetap terhidrasi bisa menjadi langkah pencegahan yang sederhana
namun efektif.
Tips:
- Minum air secara berkala, jangan menunggu haus
- Konsumsi buah tinggi air: semangka, timun, jeruk, stroberi
5. Pola Makan Teratur
Selain jenis makanan, pola makan juga
penting. Melewatkan waktu makan atau makan terlalu sedikit bisa menyebabkan
penurunan kadar gula darah, yang memicu migrain.
Cobalah untuk makan dengan jadwal teratur dan porsi seimbang,
serta hindari makan terlalu banyak sekaligus. Hindari juga makanan olahan
tinggi MSG, nitrat, atau pemanis buatan, yang diketahui dapat memicu migrain
pada sebagian orang.
Jenis Diet Khusus yang Sedang Diteliti
Beberapa pola diet yang sedang dikaji dalam
konteks migrain:
- Diet Ketogenik: rendah karbohidrat,
tinggi lemak sehat. Dapat membantu stabilisasi sistem saraf pusat.
- Diet Eliminasi: menghindari makanan
tertentu (seperti cokelat, keju tua, alkohol, dan gluten) untuk melihat
efeknya terhadap migrain.
- Low-Tyramine Diet: karena tiramin
(pada makanan fermentasi atau kedaluwarsa) dapat memicu sakit kepala pada
sebagian orang.
Namun, perubahan pola makan sebaiknya
dikonsultasikan dulu dengan ahli gizi atau dokter, agar sesuai kebutuhan dan
tidak mengganggu nutrisi harian. Dengan mengenali makanan yang memicu dan
makanan yang membantu meredakan, penderita migrain bisa menjalani hidup dengan
lebih nyaman dan minim serangan.
Mulailah dengan memperhatikan asupan
magnesium, omega-3, vitamin B2, serta menjaga hidrasi. Dan yang terpenting,
konsistensi dalam menerapkan pola makan sehat akan memberikan hasil terbaik
dalam jangka panjang. Selain itu, jika Anda termasuk orang yang sering
mengalami migrain, pastikan tetap siap sedia obat pereda khusus migrain sebagai
pertolongan perta, karena beda sakit kepala beda pula obatnya.
Sumber:
Bond, D. S., et al. (2020). Diet and
headache: Part 1 - A narrative review of the role of dietary patterns in
migraine. The Journal of Headache and Pain, 21(1), 138. https://thejournalofheadacheandpain.biomedcentral.com/articles/10.1186/s10194-020-01145-6
American Migraine Foundation. Magnesium
and Migraine. https://americanmigrainefoundation.org/resource-library/magnesium-and-migraine/
Ramsden, C. E., et al. (2021). Dietary
alteration of n-3 and n-6 fatty acids for headache reduction in adults with
migraine: randomized controlled trial. BMJ, 374, n1448. https://www.bmj.com/content/374/bmj.n1448
National Institutes of Health (NIH). Riboflavin
- Fact Sheet for Health Professionals. https://ods.od.nih.gov/factsheets/Riboflavin-HealthProfessional/
Artikel Lainnya: Apa Hubungan Leher Kaku dengan Sakit Kepala Berat?