Asal-usul Shio Ayam
Cerita asal-usul shio memang menarik. Ada nilai moral dan cerita yang unik di balik sifat para hewan yang namanya tercatat dalam penanggalan Cina ini. Di antara banyak legenda yang beredar, tidak ada satu orangpun yang bisa memastikan mana yang benar. Namun salah satu cerita yang paling popular adalah 12 hewan yang menjadi simbol shio saat ini adalah hewan-hewan yang berhasil mencapai kerajaan langit dalam waktu cepat. Shio ayam sendiri ternyata berada di posisi ke-10 karena mengalami kesulitan saat menyeberang sungai. Beginilah ceritanya.
Alkisah pada suatu waktu, para penduduk di Cina mulai merasa membutuhkan sistem untuk menentukan hari, bulan, dan tahun. Kaisar Langit pun mendengar doa mereka dan mulailah ia menyusun cara untuk mengajarkan manusia menghitung penanggalan. Ia mengatur agar setiap nama tahun dilambangkan dengan nama hewan saja. Ia pun mengundang para hewan yang dekat dengan kehidupan sehari-hari manusia untuk mengajukan diri sebagai lambang shio, agar lebih mudah diingat para rakyat Cina. Namun hewan yang layak haruslah yang berhasil merebut 12 posisi dan mencapai ke kerajaan langit, sesuai urutan mana yang lebih dulu datang.
Akhirnya ayam, bersama sebelas hewan lainnya pun berlomba-lomba agar namanya bisa diingat secara abadi dalam penanggalan ini. Mereka harus berlari melalui daratan dan mengarungi sungai berarus deras. Sayangnya ayam adalah salah satu hewan yang tidak bisa berenang, jadi saat perlombaan menuju tempat Kaisar langit ia pun harus memutar otak. Mau terbang setinggi naga, tak bisa. Melompati batu sungai selincah kelinci, juga tak bisa. Mendayung melawan arus sekuat macan juga tak bisa, karena ayam tak punya tangan.
Tak putus asa, ayam tetap berusaha melihat sekelilingnya. Mungkin ada yang bisa dia lakukan. Akhirnya, ayam pun menyadari, ada kambing dan monyet yang juga kesusahan menyeberangi sungai. Ia pun mendekati mereka dan berusaha menyusun rencana. Di tepi sungai deras tempat mereka berdiri, ada banyak batang kayu berserakan. Ide cemerlang pun muncul. Mereka langsung memutuskan untuk bersama-sama menaiki batang kayu, bak rakit menyeberang sungai. Tak lama, ayam berhasil menyeberang bersama-sama dengan kambing dan monyet yang bekerja sama mendayung rakit.
Mereka sangat senang dengan keberhasilan ini. Dengan bersemangat ayam, kambing, dan monyet melanjutkan berlari ke istana Kaisar langit. Saat diceritakan susah payah yang dialami, Kaisar Langit pun puas dengan usaha dan kerjasama mereka. Ayam pun diakui sebagai urutan kesepuluh dalam siklus perputaran kalender tahunan disusul oleh teman-temannya, kambing dan monyet.