Mengapa Wanita Hamil Lebih Sering Mengalami Gejala Migrain?

Mengapa Wanita Hamil Lebih Sering Mengalami Gejala Migrain?

Selain mual dan perubahan suasana hati, gejala lain yang seringkali dialami oleh wanita hamil adalah sakit kepala sebelah atau migrain. Melansir dari Healthline.com, serangan migrain ini cenderung lebih sering muncul pada trimester pertama kehamilan, yaitu saat kadar hormonnya  belum stabil (termasuk estrogen).

Peningkatan volume darah, yang umumnya terjadi pada trimester pertama juga dapat menjadi faktor tambahan mengapa wanita hamil sering mengalami migrain. Hal ini terjadi karena ketika pembuluh darah di otak melebar untuk mengakomodasi aliran darah ekstra, pembuluh darah tersebut dapat menekan ujung saraf yang sensitif, sehingga menimbulkan rasa sakit.

Gejala migrain yang dialami wanita hamil

Serangan migrain saat Anda hamil pada umumnya hampir sama dengan serangan migrain biasanya, seperti:

  1. Muncul rasa nyeri di kepala yang berdenyut-denyut, biasanya nyeri kepala sebelah dan terasa di belakang satu mata.
  2. Perut terasa mual dan muntah.
  3. Sensitif terhadap cahaya, bau, suara, dan gerakan.

Penyebab migrain saat hamil

Melansir Hellosehat.com, berikut ini penyebab umum migrain yang bisa dirasakan dan biasanya terjadi di semester pertama kehamilan:

  1. Perubahan hormon serta meningkatnya tekanan darah.
  2. Dehidrasi atau kurangnya asupan air putih. Menurut American Migraine Foundation, sepertiga dari mereka yang mengalami sakit kepala migrain mengatakan bahwa dehidrasi adalah pemicunya. Wanita hamil harus mengusahakan untuk minum 10 cangkir (atau 2,4 liter) cairan setiap hari. Cobalah untuk meminumnya lebih awal di siang hari agar tidur Anda tidak terganggu oleh kunjungan ke kamar mandi di malam hari.
  3. Rasa lelah, pusing, mual, dan juga terjadi muntah-muntah.
  4. Kurang istirahat yang tidak dibarengi dengan waktu tidur yang seharusnya. Hal ini  biasanya terjadi akibat kondisi perut yang membesar dan membuat Anda merasa kesulitan untuk menentukan posisi tidur yang nyaman.
  5. Jarang berolahraga.
  6. Merasakan sensitivitas apabila melihat cahaya.
  7. Stres.
  8. Mengonsumsi makanan tertentu secara berlebihan, seperti cokelat, keju yang sudah tua, dan makanan yang mengandung monosodium glutamat (MSG).
  9. Paparan cahaya yang terang dan intens.
  10. Mencium bau yang menyengat seperti cat, parfum, bensin, dan makanan tertentu.
  11. Perubahan cuaca.

Cara mengatasi migrain saat hamil

Saat migrain melanda, berikut ini beberapa cara yang bisa Anda lakukan untuk mengatasinya.

  1. Ketahui pemicu migrain yang Anda alami. Pastikan untuk memenuhi kebutuhan air mineral, tidur yang cukup, makan secara teratur, dan hindari makanan apa pun yang Anda tahu dapat memicu serangan migrain.
  2. Mengompres panas/dingin untuk meredakan nyeri migrain yang melanda.
  3. Atur pencahayaan dengan baik. Sebaiknya istirahat di ruangan yang gelap dan sunyi ketika serangan migrain menyerang. Cahaya dan suara bising dapat memperburuk sakit kepala Anda.
  4. Minum obat sakit kepala khusus untuk migrain. Namun, pastikan bahwa Anda sudah mengonsultasikannya terlebih dahulu dengan dokter, ya!

Kapan harus memeriksakan ke dokter?

Meski terbilang wajar terjadi, mengalami sering sakit kepala sebelah saat hamil tentu harus tetap diwaspadai. Melansir dari Hellosehat.com, migrain pada wanita hamil yang tidak ditangani dapat meningkatkan risiko komplikasi kehamilan seperti:

  1. Kelahiran prematur atau di awal.
  2. Preeklampsia.
  3. Bayi lahir dengan berat badan lebih rendah daripada seharusnya.
  4. Dapat menjadi menjadi berbahaya jika disertai gejala lain diluar sakit kepala dan terjadi dalam waktu yang cukup lama.
  5. Penglihatan yang kabur dengan waktu yang cukup lama.