Manfaat Makanan Hasil Fermentasi

Manfaat Makanan Hasil Fermentasi

Makanan hasil fermentasi ternyata punya banyak kelebihan. Selain kaya probiotik yang berguna membantu tubuh kita melawan kuman jahat serta melancarkan pencernaan, makanan hasil fermentasi juga banyak mengandung zat gizi yang esensial. Makanya, tidaklah mengherankan kalau di berbagai negara ada makanan hasil fermentasinya sendiri. Yuk kenali lebih lanjut makanan fermentasi bergizi menurut daerah asalnya!

Jerman : Sauerkraut
Makanan khas daerah Bavaria ini terbuat dari cacahan kubis yang diawetkan dengan bakteri asam laktat seperti Lactobacillus. Sauerkraut diperkirakan berasal dari Cina dan masuk ke Eropa lewat jalur dagang. Sejak tahun 1600an, Sauerkraut jadi salah satu lauk favorit di Jerman, dan sering dihidangkan saat berlayar atau sebagai ganti bahan pangan segar yang menurun pasokannya saat musim dingin tiba. Selain kaya probiotik, sauerkraut juga kaya dengan vitamin C, vitamin K, zat besi dan serat, sehingga makanan ini pun baik dimakan sepanjang tahun tak hanya pada musim dingin saja.

Korea : Kimchi
Menu sayuran fermentasi dari negeri ginseng ini pernah dinobatkan menjadi menu makanan tersehat di dunia oleh Health Magazine dari AS. Ini karena kimchi yang terbuat dari sejenis kubis dan lobak ini diawetkan secara alami dan difermentasi dengan probiotik lactobacilli yang bagus untuk pencernaan kita. Selain itu kimchi juga kaya dengan vitamin A, B, C, serat, dan bahkan bisa mencegah kanker. Seperti sauerkraut, kimchi sebenarnya lahir dari kondisi yang mendesak, saat musim dingin dan krisis bahan pangan.

Yogurt
Selama tidak ditambah gula, yogurt cukup aman dikonsumsi oleh penderita diabetes. Ini karena proses fermentasi akan mengubah zat gula alami dalam susu murni menjadi asam laktat yang tidak memicu naiknya kadar gula darah. Yogurt umumnya mengandung protein, kalsium, vitamin B-2, vitamin B-12, kalium, dan magnesium. Lebih baik lagi adalah varian yogurt yang lebih kental seperti labneh dan greek yogurt yang memiliki tingkat laktosa (alias gula / karbohidrat) lebih rendah.

Indonesia : Tempe
Mungkin banyak diantara kamu yang belum tahu, makanan khas Indonesia ini sudah menjadi salah satu masakan yang dicari-cari lho di Eropa. Di London, seporsi tempe bisa dihargai hingga Rp 255.000,- dan disajikan di restoran yang cukup eksklusif. Kita patut berbangga, tempe yang diolah “hanya” dengan cara sederhana dan tradisional ternyata proteinnya lebih mudah dicerna tubuh dibanding masakan kedelai biasa. Dan yang paling menarik untuk penderita diabetes mellitus, menurut publikasi Jurnal Kesehatan Masyarakat UI, asam amino arginine yang makin tinggi dalam tempe ternyata bisa memperbaiki profil lipid serta diabetes mellitus. Yuk makan tempe hari ini untuk menangkan harimu!