Benarkah Sakit Kepala Jadi Gejala Utama Subvarian Omicron Terbaru?
Babak baru dari COVID-19 varian Omicron telah muncul di sebagian negara. Bahkan Subvarian Omicron BA.4 dan BA.5 juga sudah menyumbang angka kasus COVID-19 di Indonesia. Varian baru dari Omicron ini disebut-sebut memiliki gejala utama yang berbeda dengan varian-varian sebelumnya. Benarkah Sakit Kepala Jadi Gejala Utama Sub-varian Omicron Terbaru?
Jika COVID-19 varian-varian sebelumnya menyebutkan demam sebagai gejala paling umum yang dialami penderitanya, maka pada COVID-19 Sub-varian BA.4 dan BA.5 gejala utamanya justru berbeda. Melansir dari detik.com yang mengutip Best Life, pusing atau sakit kepala ringan merupakan gejala awal infeksi varian Omicron yang kerap diabaikan para pasien. Padahal gejala satu ini juga tidak bisa dianggap enteng.
Menurut National Health Service (NHS) Inggris, pusing yang disebabkan COVID-19 varian Omicron digambarkan seperti pusing saat mengalami vertigo atau bisa juga merasakan pusing seperti ingin pingsan. Pihak NHS mengatakan, pasien Omicron mungkin juga bisa merasakan kehilangan keseimbangan. Kondisi tersebut bisa terjadi selama masa infeksi COVID-19, masa pemulihan, atau sebagai bagian dari gejala long COVID.
Alasan Pasien COVID-19 Alami Sakit Kepala
Para ahli menjelaskan, ada beberapa kemungkinan penyebab pasien COVID-19 mengalami sakit kepala. Misalnya saja, COVID-19 dapat menyebabkan peradangan pada sinus dan telinga bagian dalam. Kondisi ini tentu dapat mempengaruhi sistem vestibular tubuh, yang digunakan otak untuk mengatur keseimbangan. NHS menyarankan bagi seseorang yang terinfeksi Omicron dan mengalami gejala sakit kepala atau pusing, agar bergerak perlahan ketika ingin berpindah posisi dari berbaring ke duduk, kemudian duduk ke berdiri. Ambil waktu sekitar satu atau dua menit sebelum mencoba bangun atau berdiri.
Selain itu secara umum penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus memang dapat menyebabkan sakit kepala. Dilansir dari Kompas.com, ketika virus masuk ke dalam tubuh, reaksi pertama yang sering dihadapi adalah pusing, atau pada beberapa orang justru mengalami nyeri kepala.
Dilansir dari Detik Health, Maya N. Clark-Cutia, PhD, seorang profesor di New York University Meyers College of Nursing, gejala sakit kepala juga berkaitan erat dengan latar belakang vaksin penderita COVID-19 itu sendiri. Pasien yang sudah divaksin dan terinfeksi Omicron, cenderung lebih sering mengeluhkan sakit kepala, nyeri tubuh, dan demam. Sementara gejala seperti sesak napas, batuk, dan gejala flu lainnya, biasanya menyerang orang-orang yang belum divaksin.
Namun kabar baiknya, apabila Anda tergolong pasien COVID-19 dengan gejala ringan hingga sedang dan mengalami sakit kepala, keluhan ini dapat diredakan dengan obat sakit kepala sehingga tidak perlu dikhawatirkan secara berlebihan.