Sakit Kepala Berat, Karena Stres Atau Masuk Angin? Ini Bedanya!
Sakit kepala berat adalah keluhan umum yang bisa menyerang siapa saja, kapan saja. Namun, tidak semua sakit kepala berat berasal dari penyebab yang sama. Dua penyebab yang paling sering muncul dalam keseharian adalah masuk angin dan stres. Keduanya sama-sama menimbulkan rasa nyut-nyutan atau tekanan di kepala, tetapi jika diperhatikan lebih dalam, gejalanya punya perbedaan yang cukup jelas.
Memahami perbedaan antara sakit kepala karena masuk angin dan sakit kepala akibat stres penting agar kita bisa memilih penanganan yang tepat. Salah langkah dalam mengatasinya bisa membuat kondisi tak kunjung membaik, bahkan mengganggu produktivitas harian.
Sakit Kepala Berat Karena Masuk Angin
Istilah "masuk angin" sebenarnya tidak dikenal dalam dunia medis, tetapi di masyarakat Indonesia, kondisi ini biasa digunakan untuk menggambarkan gejala common cold seperti:
- Merasa meriang
- Perut kembung atau begah
- Sering bersendawa
- Tubuh terasa pegal
- Hidung meler atau tersumbat
Sakit kepala berat akibat masuk angin biasanya ditandai dengan sensasi seperti kepala yang terasa tertekan dan berat dari berbagai arah. Lokasi nyerinya bisa menyebar di dahi, pelipis, atau belakang kepala. Umumnya, sakit kepala ini muncul bersamaan dengan gejala lain seperti flu ringan atau tubuh yang kurang fit karena cuaca yang tidak menentu.
Sakit Kepala Berat Karena Stres
Berbeda dengan masuk angin, sakit kepala berat karena stres biasanya muncul setelah kita menghadapi tekanan mental atau fisik yang cukup besar. Ciri-cirinya antara lain:
- Rasa nyeri seperti ditekan atau diikat kuat di kepala, terutama di dahi dan belakang kepala
- Ketegangan di area leher dan bahu
- Tidak disertai demam atau gejala flu
- Dapat berlangsung beberapa jam hingga berhari-hari jika stres terus berlanjut
Sakit kepala jenis ini sering datang diam-diam, terutama setelah seharian bekerja, kurang tidur, dan diperburuk dengan tekanan emosi.
Baik sakit kepala karena masuk angin maupun stres, jika dibiarkan tanpa penanganan bisa membuat Anda sulit berkonsentrasi, cepat lelah, dan mudah tersinggung. Oleh karena itu, mengonsumsi obat pereda sakit kepala yang aman dan efektif dapat membantu meredakan gejala dengan cepat, sehingga Anda bisa kembali menjalani hari dengan lebih baik.
Pilihlah obat pereda sakit kepala yang sesuai dengan kondisi tubuh dan tidak menyebabkan kantuk jika Anda tetap perlu beraktivitas. Apabila sakit kepala tak kunjung membaik, segera berkonsultasi dengan dokter untuk pemeriksaan lebih lanjut.
Artikel Lainnya: Sering Bersin Karena Kedinginan di Kantor? Ini Cara Mengatasi Gejala Pilek karena Alergi Dingin