Ini Gangguan Indra yang Dialami Akibat Migrain
Migrain tidak hanya menyebabkan sakit kepala hebat, tetapi juga mempengaruhi indra tubuh kita. Gangguan ini bisa sangat mengganggu aktivitas sehari-hari, karena serangan migrain melibatkan berbagai gejala yang berkaitan dengan penglihatan, pendengaran, sentuhan, dan bahkan penciuman. Dalam artikel ini, kita akan membahas berbagai gangguan indra yang dialami akibat migrain dan bagaimana cara mengelolanya.
1. Gangguan Penglihatan (Aura Visual)
Migrain sensorik sering disertai dengan aura visual, yang muncul sebelum atau selama serangan migrain. Gejalanya bisa berupa kilatan cahaya, titik-titik buta, atau pola zig-zag yang muncul di penglihatan. Beberapa orang bahkan mengalami penglihatan kabur atau distorsi visual lainnya. Gangguan ini dapat bertahan selama beberapa menit hingga satu jam.
Cara Mengatasi: Jika Anda mulai merasakan aura visual, sebaiknya beristirahat di tempat yang tenang dan redup. Hindari layar terang seperti ponsel atau komputer dan tunggu hingga gangguan mereda.
2. Hipersensitivitas Suara (Fonofobia)
Migrain sensorik juga dapat menyebabkan fonofobia, yakni sensitivitas berlebihan terhadap suara. Suara yang biasanya tidak mengganggu bisa terasa sangat keras dan mengganggu ketika migrain datang. Orang yang mengalami gangguan ini mungkin merasa perlu mencari tempat yang sunyi untuk meredakan ketidaknyamanan.
Cara Mengatasi: Menggunakan penutup telinga atau headphone peredam suara saat serangan migrain bisa sangat membantu. Hindari area bising dan, jika memungkinkan, ciptakan suasana yang tenang di lingkungan Anda.
Baca Juga: Redakan Migrain Dengan Audio Therapy
3. Hipersensitivitas Terhadap Cahaya (Fotofobia)
Fotofobia adalah ketidaknyamanan yang berlebihan terhadap cahaya. Cahaya terang, baik dari sinar matahari maupun lampu buatan, bisa membuat serangan migrain semakin buruk. Ini adalah gejala umum yang dialami oleh penderita migrain sensorik.
Cara Mengatasi: Ketika fotofobia terjadi, berada di ruangan yang gelap atau menggunakan kacamata hitam di dalam ruangan dapat mengurangi rasa sakit. Jika memungkinkan, hindari paparan cahaya terang selama serangan migrain berlangsung.Istirahatlah sejenak dari layar gadget dan redupkan lampu ruangan Anda jika memungkinkan.
4. Gangguan Penciuman (Hiperosmia)
Beberapa penderita migrain sensorik melaporkan peningkatan kepekaan terhadap bau, yang dikenal sebagai hiperosmia. Bau yang biasa dianggap netral atau menyenangkan bisa menjadi menjengkelkan dan memicu mual atau ketidaknyamanan lainnya selama migrain.
Cara Mengatasi: Hindari area yang berpotensi memiliki bau yang kuat, seperti dapur atau area dengan parfum yang kuat. Menjaga ventilasi udara yang baik di rumah juga bisa membantu mengurangi dampak gangguan penciuman ini.
5. Gangguan Sensasi Sentuhan (Allodynia)
Migrain sensorik kadang-kadang menyebabkan allodynia, yaitu kondisi di mana sentuhan yang biasanya tidak menimbulkan rasa sakit menjadi menyakitkan. Penderita mungkin merasa tidak nyaman saat rambut menyentuh kulit atau pakaian bergesekan dengan tubuh.
Cara Mengatasi: Menghindari pakaian ketat dan menjaga kelembutan permukaan kulit dapat mengurangi ketidaknyamanan akibat allodynia.
6. Gangguan Keseimbangan
Gangguan keseimbangan juga bisa dialami akibat migrain sensorik. Penderita mungkin merasa pusing atau goyah, seolah-olah ruang di sekitarnya bergerak. Hal ini bisa berisiko jatuh atau kecelakaan, terutama jika seseorang sedang berdiri atau berjalan.
Cara Mengatasi: Jika gangguan keseimbangan terjadi, segera duduk atau berbaring hingga gejala mereda. Hindari melakukan aktivitas yang membutuhkan keseimbangan atau koordinasi saat Anda merasa tidak stabil.
Jika Anda sering mengalami gangguan indra seperti yang disebutkan di atas, penting untuk berkonsultasi dengan dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat. Terapi, perubahan gaya hidup, dan obat khusus migrain bisa membantu mengurangi frekuensi dan intensitas serangan migrain sensorik. Dengan perawatan yang tepat, penderita migrain sensorik dapat mengelola gangguan ini dan meningkatkan kualitas hidup mereka.
Artikel Lainnya: Cocok Buat Pekerja Hybrid! 5 Rekomendasi Working Space Buat Usir Jenuh