Berbagai Penyebab Flu dan Batuk yang Mungkin Tak Disadari
Flu dan batuk kerap datang tanpa peringatan. Tiba-tiba hidung tersumbat, tenggorokan gatal, badan meriang, dan aktivitas pun terganggu. Tak jarang, seseorang mengeluh terkena flu dan batuk padahal merasa tidak melakukan aktivitas berat, tidak kehujanan, bahkan sudah cukup istirahat. Mengapa hal ini bisa terjadi?
Perlu dipahami bahwa flu atau influenza adalah infeksi saluran pernapasan yang disebabkan oleh virus influenza. Virus ini sangat mudah menyebar dari satu orang ke orang lain, bahkan melalui cara-cara yang sering kali tak kita sadari. Berikut ini adalah beberapa penyebab flu dan batuk yang mungkin sering luput dari perhatian, padahal memiliki kontribusi besar terhadap penularan.
1. Terpapar Virus dari Orang Tanpa Gejala
Salah satu alasan mengapa flu dan batuk bisa datang tanpa diduga adalah karena virus sudah masuk ke dalam tubuh sebelum gejalanya muncul. Seseorang yang tampak sehat bisa saja sudah membawa virus influenza dan menyebarkannya ke orang lain melalui percikan napas saat berbicara, batuk, atau bersin.
Masa inkubasi virus flu dan batuk biasanya berlangsung 1–4 hari. Artinya, seseorang bisa saja sudah menularkan virus ke orang lain, bahkan sebelum ia sadar bahwa dirinya sedang sakit. Kondisi ini disebut transmisi presimtomatik, dan telah dibuktikan dalam studi rumah tangga oleh Cowling et al. (2010) bahwa sekitar 30% penularan flu dan batuk terjadi dari individu tanpa gejala.
2. Menyentuh Permukaan yang Terkontaminasi
Virus flu dan batuk dapat bertahan hidup selama beberapa jam di permukaan benda seperti gagang pintu, meja, layar ponsel, atau alat transportasi umum. Jika seseorang menyentuh benda yang terkontaminasi lalu menyentuh hidung, mulut, atau mata tanpa mencuci tangan terlebih dahulu, maka virus bisa masuk ke tubuh dan menyebabkan infeksi.
Menurut CDC, tangan adalah salah satu jalur penularan flu dan batuk yang paling umum, dan mencuci tangan dengan sabun secara rutin dapat mengurangi risiko penularan secara signifikan.
3. Berada di Ruangan Tertutup dengan Sirkulasi Udara Buruk
Ruang tertutup yang padat orang dan minim ventilasi, seperti ruang rapat, lift, kelas, atau angkutan umum, berisiko tinggi menjadi tempat penularan flu dan batuk. Di ruang seperti ini, partikel droplet yang mengandung virus dapat bertahan lebih lama di udara, terutama bila tidak ada aliran udara segar yang cukup.
Sebuah penelitian menunjukkan bahwa ventilasi yang buruk dapat meningkatkan penyebaran agen infeksius melalui udara, termasuk virus influenza.
4. Tidak Menyadari Masa Wabah Flu dan batuk Musiman
Virus flu dan batuk cenderung menyebar lebih cepat pada musim hujan atau saat pergantian musim, ketika suhu dan kelembapan berubah drastis. Di Indonesia, kasus flu dan batuk biasanya meningkat pada akhir dan awal tahun.
Menurut WHO, flu dan batuk musiman merupakan ancaman global yang siklusnya dapat diprediksi, dan risiko penularannya akan meningkat saat musim flu dan batuk tiba—apalagi jika tidak ada perlindungan seperti vaksinasi atau kebiasaan pakai masker di tempat ramai.
5. Imunitas Tubuh yang Menurun
Sistem kekebalan tubuh memiliki peran penting dalam melawan infeksi, termasuk flu dan batuk. Saat daya tahan tubuh melemah—akibat kurang tidur, stres, pola makan tidak seimbang, atau aktivitas fisik berlebihan—tubuh menjadi lebih rentan terhadap serangan virus.
Studi dari Cohen et al. (2009) menunjukkan bahwa orang yang tidur kurang dari 6 jam per malam memiliki risiko lebih dari 4 kali lipat untuk terkena flu dan batuk dibanding mereka yang tidur cukup (lebih dari 7 jam). Artinya, tidur yang cukup dan berkualitas tidak boleh disepelekan karena merupakan salah satu cara membentengi tubuh agar tidak mudah sakit.
6. Belum Mendapatkan Vaksin Influenza Tahunan
Banyak orang menganggap vaksin influenza tidak terlalu penting karena merasa jarang sakit atau merasa sudah cukup sehat. Padahal, virus influenza terus bermutasi setiap tahun. Artinya, perlindungan dari infeksi flu juga perlu diperbarui secara berkala.
WHO dan CDC merekomendasikan vaksin influenza diberikan setiap tahun, terutama bagi kelompok berisiko tinggi seperti anak-anak, lansia, ibu hamil, dan penderita penyakit kronis. Vaksinasi tidak hanya melindungi diri sendiri, tetapi juga membantu mencegah penularan di masyarakat.
Dari artikel ini, bisa kita pahami bahwa flu dan batuk tidak hanya datang saat tubuh kelelahan atau kehujanan melainkan berbagai faktor lain yang seringkali tidak kita sadari. Maka dari itu, menjaga kebersihan, meningkatkan imunitas, serta mempertimbangkan vaksinasi influenza tahunan adalah langkah penting untuk mencegah flu dan batuk. Selain itu, sangat penting untuk selalu siap sedia obat pereda flu dan batuk yang bisa menjadi pertolongan pertama untuk meredakan gejala flu dan batuk. Pastikan Anda memilih obat flu dan batuk tanpa ngantuk agar tetap bisa menjalankan aktivitas seperti biasa.
Artikel Lainnya: Pilek di Pagi Hari Setelah Bangun Tidur, Apa Penyebabnya?
Sumber:
1. Cowling, B. J., et al. (2010). Pre-symptomatic transmission of influ dan batukenza virus in households. PLOS ONE, 5(7): e11442. https://doi.org/10.1371/journal.pone.0011442
2. Centers for Disease Control and Prevention (CDC). How Flu dan batuk Spreads. https://www.cdc.gov/flu dan batuk/about/disease/spread.htm
3. Li, Y., et al. (2007). Role of ventilation in airborne transmission of infectious agents in the built environment. Indoor Air, 17(1), 2–18. https://doi.org/10.1111/j.1600-0668.2006.00445.x
4. World Health Organization (WHO). Influ dan batukenza (Seasonal). https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/influ dan batukenza-(seasonal)
5. Cohen, S., et al. (2009). Sleep Habits and Susceptibility to the Common Cold. Archives of Internal Medicine, 169(1), 62–67. https://jamanetwork.com/journals/jamainternalmedicine/fullarticle/773464
6. Centers for Disease Control and Prevention (CDC). Key Facts About Seasonal Flu dan batuk Vaccine. https://www.cdc.gov/flu dan batuk/prevent/keyfacts.htm